Rabu, 02 Februari 2011

ARTI DAN MAKNA TUNGGUL BATALYON INFANTERI 725/WOROAGI







1.                  Wujud.
a.         Bentuk segi empat dengan panjang 60 cm dan lebar 40 cm dibuat dari kain beludru warna merah dengan bingkai berjumbai warna kuning emas.
b.         Muka kanan dilukiskan Pataka Kodam VII/Wrb, muka kiri dilukiskan Tunggul Yonif 725/Wrg pada dasar merah, terdiri dari :
1) Warna        : Merah, putih, kuning dan hitam.
2) Motto          : Woroagi.
3) Gambar    :  Bintang, padi 17 tangkai,   kapas 5 tangkai dan lebah/tawon.
2.                  Arti.
a.                  Warna : seluruh warna melambangkan sifat kesatria.
1)         Merah             : melambangkan  keberanian dan kejantanan membela kebenaran demi     kepentingan Negara dan Bangsa.
2)         Putih               : melambangkan jiwa yang suci, jujur dan tulus ikhlas dalam pengabdian.
                        3)        Kuning             : melambangkan keagungan, kegemilangan dan kehalusan.
4)        Hitam : melambangkan ketekunan dan ketabahan.

b.         Kata-kata/Motto “WOROAGI “
Woroagi adalah nama Tunggul Batalyon Infanteri 725/Wrg yang diambil dari dua suku kata bahasa Bugis asli kuno dengan arti :
1)         Woro               :  adalah rumpun laki-laki yang melambangkan sifat jantan

2)         Agi                  : adalah serba guna yang melambangkan berguna dimana saja dan kapan saja.
3)         Woroagi         : melambangkan rumpun laki-laki yang jantan dan serba guna dimana saja dan kapan saja.


Sesuai dengan motto ini bukan berarti Yonif 725/Wrg adalah tentara Bugis, tetapi Tentara Nasional Indonesia yang siap ditugaskan dimana saja dan kapan saja serta tugas apapun juga demi membela negara dan bangsa serta tegak teguhnya Pancasila dan UUD 1945.
         
             c.        Gambar :
                        1)         Bintang : melambangkan cita-cita tinggi yang hendak dicapai dan melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
                        2)         Padi 17 tangkai : melambangkan kemakmuran dan tanggal hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
                        3)         Kapas 5 tangkai : melambangkan kesejahteraan dan jumlah 5 sila dalam Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.


3.         Gambar Binatang Lebah.
Binatang Lebah ini adalah binatang yang berbisa, sehingga sangat berbahaya bagi musuhnya, tetapi binatang ini sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia, dimana sarang dan madunya dapat dijadikan obat tradisional yang terkenal sejak dahulu kala.
Sifat-sifat dari pada binatang ini memiliki mobilitas yang tinggi, jiwa persatuan yang erat, organisasinya rapi dan bila diganggu akan menyerang pengganggunya sampai lumpuh, apalagi yang akan mengambil sarang dan madunya tanpa mengindahkan syarat-syaratnya.
Tetapi dibalik itu, binatang tersebut dapat ditundukkan/dijinakkan dan kemudian diambil sarang dan madunya bila dengan syarat doa-doa atau mantra-mantra yang dilakukan dengan hormat pula.


4.                 Maksudnya.
Yonif 725/Wrg mempunyai susunan organisasi yang rapi dan teratur, mobilitas yang tinggi berkat latihan-latihan yang teratur, jiwa korsa yang tinggi, berani dan jantan namun tetap jujur serta ikhlas dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Tabah dan tekun dalam menghadapi semua tantangan dan rintangan dengan mobilitas tinggi yang telah dimiliki.
Bila ada lawan           yang mengganggu tanah air, akan langsung diserangnya sampai lumpuh, serta setia berkorban demi kejayaan negara dan bangsa.

 

 


RINGKASAN SEJARAH SINGKAT SATUAN

YONIF 725/WOROAGI


1.                  Riwayat Pembentukan dan Perkembangan Yonif 725/Wrg.

a.                  Pertama-tama berdirinya Batalyon Infanteri 725/Wrg ini adalah bernama Batalyon Infanteri 015/Setia sebagai penyatuan dari peleburan Batalyon Infanteri 001/Satria, Batalyon Infanteri 002/Tamalatea, Batalyon Infanteri 004/Bawakaraeng, Batalyon Infanteri 005/Mattungengkeng, Batalyon Infanteri 006/Tammalala dan Batalyon Infanteri 007/Bambapuang.

Diresmikan oleh Pangdam XIV/Hn pada tanggal 19 Mei 1964 dengan Surat Keputusan Pangdam XIV/Hn Nomor Skep/0051/V/1964 tanggal 18 Mei 1964 sebagai realisasi dari Skep Menhankam/Pangab Nomor Kep/0648/VI/1963 tangal 11 Juni 1963.
b.      Pada tahun 1964 nama Yonif 015/Setia dirubah menjadi Yonif 725/Setia dengan Surat Keputusan Pangdam XIV/Hn Nomor Skep/0051/V/1964 tanggal 18 Mei 1964.
c.                  Pada tahun 1966 Yonif 725/Setia dirubah menjadi Yonif 725/Anoa dimana pada saat itu secara administratif dibawah kendali Brigif-11/Anoa.
d.                  Pada tahun 1971 Yonif 725/Anoa dirubah menjadi Yonif 725/Woroagi Brigif-11/Anoa.
e.         Pada tahun 1973 Yonif 725/Woroagi telah mengalami perubahan struktur TOP dari TOP ROI-64 menjadi TOP ROI-73 dengan Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/207/VII/1973 tanggal 9 Juli 1973.
f.          Pada tahun 1976 Yonif 722 dan Yonif 723 dibekukan/dilebur dan diorganikkan masuk ke Yonif 725/Woroagi beserta semua peralatannya, sesuai dengan Surat Keputusan Pangdam XIV/Hn Nomor Skep/110/IX/1976 tanggal 22 September 1976.
g.                  Pada tahun 1983 peralihan status Yonif 752/Wrg Brigif-11/Anoa menjadi Yonif 725/BS dengan  Surat Keputusan Pangdam XIV/Hn Nomor Skep/559/III/1983 tanggal 9 Maret 1983 Tmt. 1 Pebruari 1983 sebagai realisasi dari Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/ 693/XI/1983 tanggal 25 Nopember 1983 dan pengesahan pemakaian Badge lokasi Yonif 725/Wrg sesuai Surat Keputusan Pangdam XIV/Hn Nomor Skep/52/II/1984 tanggal 20 Pebruari 1984.
                        h.         Pada tahun 1984 Yonif 725/BS telah diorganikkan ke Korem 143/Ho sesuai Sprin/Ops Pangdam XIV/Hn Nomor 1 tanggal 1 Oktober 1984 dan Surat Perintah Pangdam XIV/Hn Nomor Sprin/1545/XII/1984 tanggal 26 Desember 1984 sebagai realisasi Prinops Kasad Nomor 1 tanggal 22 September 1984 dengan upacara alih status pada tanggal 8 Januari 1985 di Markas Komando Batalyon Infanteri 725/Wrg Boro-Boro.
            i.          Pada tahun 1985 Yonif 725/Wrg telah mengalami perubahan Struktur Organisasi dari TOP ROI-73 menjadi TOP ROI M-1 Yonif 83 Ter, sebagai pelaksanaan dari Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/12/XII/1984 tanggal 17 Desember 1984.
j.          Dengan demikian sejak terbentuknya Yonif 725/Wrg pada tanggal 19 Mei 1964, Yonif 725/Wrg telah banyak mengalami perubahan Status Organik maupun Status Organisasi.


2.                  Riwayat Kedudukan/Dislokasi Yonif 725/Wrg.

a.         Yonif 015/Setia dibentuk pada tanggal 19 Mei 1964 di Mawang Kab. Gowa Sulawesi Selatan yang diresmikan oleh Pangdam XIV/Hn.
b.         Yonif 725/Setia dipindahkan dari Mawang Kab. Gowa ke Ralla Kab. Barru dengan daerah pertanggungjawaban meliputi Barru, Pangkep, Maros, Soppeng dan Bone Barat sesuai Surat Keputusan Pangdam XIV/Hn Nomor Skep/0015/V/1964.
c.         Pada tahun 1966 Yonif 725/Setia dipindahkan dari Ralla Kab. Barru ke Palattae Kab. Bone.
d.         Pada tahun 1966 Yonif 725/Setia dipindahkan dari Palattae ke Panincong Kab. Soppeng sesuai dengan Surat Perintah Operasi Dan Brigif-11/Anoa tanggal 22 Mei 1966.
e.         Pada tahun 1971 Yonif 725/Anoa dipindahkan dari Panincong Kab. Soppeng ke Lappa Cendrana Desa Bengo Kab. Bone.
f.          Pada tahun 1976 Yonif 725/Wrg dipindahkan dari Lappa Cendrana Desa Bengo Kab. Bone Sulawesi Selatan ke Watalara Kab. Kolaka untuk menempati kedudukan Eks. Markas Batalyon Infanteri 723 dengan Surat Perintah Pangdam XIV/Hn Nomor Sprin/120/VIII/1976 tanggal 26 Agustus 1976 dengan dislokasi Kipan A Yonif 725 di Andounohu, Kipan C Yonif 725/Wrg di Unaaha Kab. Kendari Sultra, sedangkan untuk Kipan B, Kibant, Kompi Markas dan Markas Batalyon berada di Watalara dan Langori     Kab. Kolaka.
g.         Pada tanggal 14 Mei 1982 Markas Komando Yonif 725/Wrg bersama 2 Kompi yaitu Kompi Bantuan dan Kompi Markas dipindahkan dari Watalara Kab. Kolaka ke Boro-Boro Kec. Ranomeeto Kab. Kendari Sultra  sampai dengan sekarang.

3.                  Riwayat penugasan.
a.            Tugas Operasi.
1)                  Pada tahun 1964 sejak terbentuknya Yonif 015/Setia, melaksanakan Operasi Tumpas dalam rangka pembersihan dan penghancuran pasukan Yonif 710 pimpinan Andi Selle di daerah Kab. Pinrang, Polmas dan sekitarnya.
2)                  Pada tahun 1965 Yonif 725/Setia melaksanakan Operasi penghancuran sisa-sisa GPL Batalyon 2 dan Batalyon 8 Combat 1/Lompobattang yang dipimpin oleh Letkol GPL M. Sidik dan  Letkol GPL M. Yusuf Palennae.
3)                  Pada tahun yang sama setelah melaksanakan penghancuran tersebut diatas, dilanjutkan operasi penghancuran sisa-sisa GPL Nurdin Piso di daerah Palattae Kab. Bone.
4)                  Pada tahun 1966 Yonif 725/Anoa diperintahkan untuk menggantikan pasukan Siliwangi yang ditarik kembali ke induk pasukannya melaksanakan operasi didaerah Duri menghancurkan sisa-sia GPL di bawah pimpinan Sanusi Daris.
5)                  Pada tahun 1969 Yonif 725/Anoa melaksanakan tugas Operasi di Irian Barat dengan nama Satuan Yonif 725/Anoa Satgas III/Hn dalam rangka Operasi Pepera.
6)                  Pada tahun 1973 Yonif 725 bergabung dengan Yonif 726 dan Yonif 724 yang diberi nama Yonif 725/Wrg Satgas 6/Hasanuddin untuk melaksanakan pengamanan Tapol Tepat di Pulau Burru.




7)                 Pada tahun 1977 satu Kompi Yonif 725/Wrg di BP-kan ke Yonif 726 untuk berangkat ke daerah Operasi Seroja Timor-Timur.
8)                 Pada tahun 1977-1978 Yonif 725/Wrg dengan kekuatan 657 orang berangkat ke Timor-Timur melaksanakan Operasi Seroja untuk menghancurkan GPL Fretelin disektor Barat/Tengah Propinsi Timor-Timur .
9)         Pada tahun 1990/1991 Kipan D Yonif 725/Wrg BP ke Yonif 712 melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur dengan kekuatan 134 orang.
10)      Pada bulan Maret 1991 Kipan C Yonif 725/Wrg BP ke Yonif 721 melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur dengan kekuatan 134 orang.
                        11)       Pada bulan Maret 1992 Kipan  B Yonif 725/Wrg BP ke Yonif 713 melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur dengan kekuatan 134 orang.
12)      Pada tahun 1993 Yonif 725/Wrg dengan kekuatan 450 orang berangkat ke Irian Jaya untuk melaksanakan Operasi Rajawali-05.
13)      Pada tahun 2001-2002 Yonif 725/Wrg dengan kekuatan 650 orang berangkat ke Irian Jaya untuk melaksanakan Operasi Cendrawasih-02.
14)      Pada tahun 2003-2004 Yonif 725/Wrg dengan kekuatan 433 orang berangkat ke NAD untuk melaksanakan operasi penghancuran GAM.
15)      Pada tahun 2005 Yonif 725/Wrg dengan kekuatan 488 orang berangkat ke NAD untuk melaksanakan tugas operasi.
16)      Pada tahun 2008 – 2009 Yonif 725/Wrg dengan kekuatan 650 orang berangkat ke Papua untuk melaksanakan tugas pengamanan perbatsan RI-PNG.

b.         Tugas-tugas Pengamanan.
1)                 Pada tahun 1977 Yonif 725/Wrg di BKO-kan ke Korem 143/Ho untuk melaksanakan Pam Tak Sung Pemilu tahun 1977 di Sultra.
2)                 Pada tahun 1982 Yonif 725/Wrg di BKO-kan ke Korem 143/Ho melaksanakan Pam Tak Sung Pemilu tahun 1982 di Sultra.
3)         Pada tahun 1985 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
4)         Pada tahun 1987 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung Pemilu tahun 1987 di Sultra.
5)         Pada tahun 1987 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Wakil Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
6)         Pada tahun 1992 Yonif 725/Wrg di BKO-kan ke Korem 143/Ho melaksanakan Pam Tak Sung Pemilu tahun 1992 di Sultra.
7)         Pada tahun 1994 Yonif 725/Wrg melaksanakan  Pam  Tak  Sung   dalam    rangka kunjungan kerja Bapak Wakil Presiden RI beserta rombongan di Sultra.

8)         Pada tahun 1996 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Presiden RI beserta rombongan di Sultra.

9)         Pada tahun 1997 Yonif 725/Wrg di BKO-kan ke Korem 143/Ho melaksanakan Pam Tak Sung Pemilu tahun 1997 di Sultra.
10)      Pada tahun 1999 Yonif 725/Wrg di BKO-kan ke Korem 143/Ho melaksanakan Pam Tak Sung Pemilu tahun 1999 di Sultra
11)             Pada tahun 2000 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
12)      Pada tahun 2001 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
13)      Pada tahun 2003 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Wakil Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
14)      Pada tahun 2004 Yonif 725/Wrg melaksanan Pam Tak Sung dalam rangka Pemilu langsung Legislatif dan Pemilu langsung Presiden/Wakil Presiden.
15)      Pada tahun 2005 Yonif 725/Wrg melaksanakan  Pam  Tak   Sung   dalam   rangka kunjungan kerja Bapak Presiden RI dan Bapak Wakil Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
16)      Pada tahun 2007 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Wakil Presiden RI beserta rombongan di Sultra.
17)      Pada tahun 2008 Yonif 725/Wrg melaksanakan Pam Tak Sung dalam rangka kunjungan kerja Bapak Presiden RI beserta rombongan di Sultra.


c.         Tugas Operasi Bhakti.
1)                 Pada tahun 1980 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal I di   Kab. Kolaka, kemudian AMD Manuggal II di Kab. Kendari.
2)                  Pada tahun 1980 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal III di Kab. Muna, kemudian pada tahun yang sama melaksanakan AMD Manuggal IV di  Kab. Buton.
3)                  Pada tahun 1982 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal VII, Manuggal VIII dan AMD Manunggal IX masing-masing di Kab. Kolaka,     Kab. Kendari dan Kab. Muna.
4)                 Pada tahun 1983 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XI, XII, XIII dan XIV masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari, Kab. Muna dan Kab. Buton.
5)                 Pada tahun 1984 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XV, Manunggal XVI dan AMD Manunggal XVII masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Buton.
6)                 Pada tahun 1985 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XVIII, Manunggal XIX dan AMD Manunggal XX masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Buton.
7)                  Pada tahun 1986 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXI, Manuggal XXII dan AMD Manunggal XXIII masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
8)                 Pada tahun 1987 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXIV, Manuggal XXV dan AMD Manunggal XXVI masing-masing di Kab. Kendari dan             Kab. Buton.
9)                 Pada tahun 1988 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXVII di Kab. Kolaka.
10)              Pada tahun 1989 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXVIII, Manunggal XXIX dan AMD Manunggal XXX masing-masing di    Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
11)             Pada tahun 1990 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXXI, Manunggal XXXII dan AMD Manunggal XXXIII masing-masing di Kab. Kolaka,       Kab. Kendari dan Kab. Muna.
12)             Pada tahun 1991 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXXIV, Manunggal XXXV dan AMD Manunggal XXXVI masing-masing di Kab. Kolaka,        Kab. Kendari dan Kab. Muna.
13)             Pada tahun 1992 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XXXVII, Manunggal XXXVIII dan AMD Manunggal XXXIX masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
14)             Pada tahun 1993 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XL, Manunggal XLI dan AMD Manunggal XLII masing-masing di Kab. Buton, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
15)             Pada tahun 1994 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XLIII, Manunggal XLIV dan AMD Manunggal XLV masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
16)             Pada tahun 1995 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XLVI, Manunggal XLVII dan AMD Manunggal XLVIII masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
17)             Pada tahun 1996 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal XLIX, Manunggal L dan AMD Manunggal LI masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan      Kab. Muna.
18)             Pada tahun 1997 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal LII, Manunggal LIV dan AMD Manunggal LV masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
19)             Pada tahun 1998 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal LVI, Manunggal LVII dan AMD Manunggal LVIII masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
20)             Pada tahun 1999 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal LIX, Manunggal   LX   dan   AMD   Manunggal  LXI masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
21)             Pada tahun 2000 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal-LXII, Manunggal-LXIII dan AMD Manunggal-LXIV masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Muna.
22)             Pada tahun 2001 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal-LXV, Manunggal-LXVI dan AMD Manunggal-LXVII masing-masing di Kab. Kendari dan Kab. Muna.
23)             Pada tahun 2002 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal-LXVIII, Manunggal-LXIX dan AMD Manunggal-LXX masing-masing di Kab. Kolaka, Kab. Kendari dan Kab. Buton.
24)              Pada tahun 2003 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal-LXXI, Manunggal-LXXII masing-masing di Kab. Kolaka dan Kab. Kendari
25)              Pada tahun 2004 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas AMD Manunggal-LXXIII dan AMD Manunggal-LXXIV masing-masing di Kab. Kendari dan Kab. Buton.
26)               Pada tahun 2005 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas TMMD Manunggal-LXXIV di Kec. Mowewe Kab. Kolaka.
27)       Pada tahun 2006 Yonif 725/Wrg melaksanakan tugas TMMD Manunggal-LXXVI di Kec. Napabalano dan Kec. Lasalepa Kab. Muna.
28)       Pada tanggal 28 Maret s/d 17 April 2007 melaksanakan TMMD LXXVIII di Kec. Tomia Timur, Tomia, Kaledupa dan Kaledupa Selatan Kab. Wakatobi.
29)       Pada tanggal 9 s.d 29 Oktober 2008 melaksanakan TMMD LXXXI di Kec. Asera Kab. Konawe Utara.

4.                  Keuntungan dan kerugian dalam Operasi.

a.            Umum.
Setiap penugasan khususnya penugasan operasi tempur, maka tidak luput dari keberhasilan dan kerugian. Keberhasilan dan kerugiaan yang akan diutarakan disini bukanlah bermaksud menonjolkan hasil-hasil yang dicapai atau kerugiaan yang diderita, namun sekedar mengenang akan hal-hal negatif untuk tidak terulang kembali dan berusaha mengurangi sekecil mungkin.
b.         Keuntungan – keuntungan.
1)         Pada Operasi Tumpas di daerah Pinrang, Polmas dan sekitarnya berhasil menumpas sisa-sisa pasukan Yonif  710/Andi Selle.
2)         Pada perkuatan dan pengembangan daerah Pangkep, Barru, Maros, Soppeng dan Bone telah berhasil memaksakan Letkol GPL M. Sidik bersama anggotanya dan persenjataannya yang lengkap untuk menyerah ke Kipan C Yonif 725/Setia.
3)         Pada Waktu yang sama turut serta sebagian besar anggota dari Letkol GPL Palennae menyerah dengan persenjataannya, kecuali Letkol M. Yusuf Palennae beserta beberapa pengawalnya lolos dari pengepungan.
4)         Pada Operasi perkuatan daerah, Yonif 725/Setia melaksanakan pembersihan di daerah Bone Selatan, Bone Barat, Maros, Palattae dan dapat menangkap beberapa orang pimpinan dan pejabat teras GPL.
5)         Pada tanggal 29 Desember 1965 Yonif 725/Setia berhasil menangkap hidup Letkol GPL  Ali  Imran,  Mayor  GPL   Tahir   Bandu, Mayor GPL P. Akbar, Nurdin Piso sebagai Panglima Combat 1 Lompobattang didaerah Coppo Dua yang dilakukan oleh anggota Kipan E Yonif 725/Setia.
6)                 Pada tanggal 16 Maret 1965 Yonif 725/Setia berhasil menangkap Mayor GPL Gassing dengan seluruh anggotanya didaerah Panangka Bone. Dengan tertangkapnya Mayor GPL Gassing bersama semua anak buahnya tersebut, maka rakyat di desa itu mengadakan pesta syukuran atas kebebasannya dari gangguan GPL.
7)                  Pada bulan Oktober 1965 Yonif 725 berhasil mengamankan emosi rakyat dalam rangka penggayangan anggota-anggota PKI pada peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Watampone.

8)                  Pada Operasi didaerah Duri Kompleks berhasil memisahkan rakyat pengikut GPL Sanusi Daris dengan tehnik Operasi teritorial.

9)                  Pada tahun 1966 didaerah Duri Kompleks berhasil menangkap beberapa orang GPL bersama dengan persenjataannya.

10)             Pada penugasan di Irian Barat Satgas 3/Hn tidak sedikit andil yang diberikan oleh satuan, baik dibidang Operasi Tempur maupun dibidang Operasi pembinaan teritorial, utamanya dalam menangkap Pepera, dapat memberikan.
11)             Petunjuk-petunjuk di bidang pertanian yang lebih maju kepada rakyat di Irian Barat sebagai mana cara-cara yang dianut oleh rakyat Indonesia lainnya dan dapat pula membimbing kearah lebih maju karena rakyat Irian Barat masih dalam keadaan terbelakang.
12)             Hasil yang dicapai pada pengawalan Tapol Tepat diPulau Burru antara lain:
a)         Dapat mencegah atas berkembangnya pengaruh Tapol terhadap masyarakat Pulau Burru yang masih terbelakang.
b)         Memberikan bimbingan kepada masyarakat Pulau Burru untuk dapat melaksanakan kehidupan yang layak.
c)         Mencegah dan meniadakan para Tapol yang berusaha lolos meninggalkan tempat yang telah ditentukan, berkat pengamanan yang rapi.
                        13)      Hasil-hasil yang dicapai selama operasi Seroja di Timur-Timor sebagai berikut :

a)         Bidang Personel.
                                                (1)       GPK Fretelin yang dapat ditangkap hidup sebanyak 195 orang.
(2)               GPK Fretelin yang dapat ditembak mati sebanyak 262 orang.
(3)               Rakyat GPK Fretelin yang ditangkap dan menyerahkan diri sebanyak 4.008 orang.
                                    b)         Bidang Materiil.
(1)       Senjata campuran sebanyak 110 pucuk.
(2)       Munisi campuran sebanyak 16.966 butir.
(3)       Granat tangan sebanyak 68 butir.
(4)       Generator Honda sebanyak 2 set.
(5)       Pesawat Racal sebanyak 2 set.
(6)       Mesin stensil sebanyak 1 set.
(7)       Rumah GPK Fretelin yang dapat dibakar sebanyak 1.507 buah.
14)      Hasil-hasil yang dicapai selama operasi Cendrawasih-02 di Irian Jaya sebagai berikut :
                                   
                                    a)         Bidang Personel.                                            
                                                (1)       OPM yang turun 10 orang dibawah pimpinan Panglima OPM Paulus Kaladana.
b)         Bidang Materiil.
(1)       Senjata M-16 sebanyak 3 pucuk.
(2)       Senjata Double Loop sebanyak 2 pucuk.

15)      Hasil-hasil yang dicapai selama operasi Rajawali Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2003 s/d 2004 pasca pemberlakuan darurat militer sebagai berikut :

                                    a)         Bidang Personel.                                            
                                                (1)       GAM yang berhasil ditumpas + 150 orang dan 23 orang tawanan yang berhasil ditangkap saat melaksanakan patroli.
b)         Bidang Materiil.
(1)       Senjata standar 20 pucuk.
(2)       Senjata rakitan 7 pucuk.

16)      Hasil-hasil yang dicapai selama operasi di Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2005 pasca MOU sebagai berikut :

                                    a)         Bidang Personel.                                            
                                                GAM yang berhasil ditumpas + 23 orang dan 5 orang tawanan yang berhasil ditangkap saat melaksanakan patroli.
b)         Bidang Materiil. Senjata standar 1 pucuk dan beberapa Muhandak.

17)      Hasil operasi yang dicapai selama melaksanakan tugas Pam perbatasan RI-PNG yaitu penemuan dokumen OPM di Pos Kali Up, BOM rakitan yang akan diledakkan di jembatan dekat pos Muara Tami dan bendera OPM yang dikibarkan pada saat ulang tahun OPM pada Bulan Desember 2008.
                                                                                                         
c.         Perlu dicatat dalam sejarah walaupun tidak perlu ditonjolkan, namun telah memberikan andil dalam rangka pembangunan masyarakat untuk menuju masyarakat adil dan makmur baik spirituil maupun materiil dengan melalui Operasi Bhakti TNI Manunggal Masuk Desa  (TMMD).
                        Sampai saat ini Yonif 725/Wrg tidak pernah absen dalam operasi manunggal yang rata-rata dapat menyelesaikan sasaran Operasi Bhakti secara tuntas ( 100 % ).

d.         Kerugian-kerugian.
                        1)         Dalam setiap penugasan kita selalu mendambakan keuntungan dan keberhasilan tugas, namun demikian manusia sangat terbatas kemampuan dalam usahanya dan Tuhan adalah yang menentukan semuanya.
2)            Kerugian-kerugian itu selalu dikenang oleh seluruh warga Yonif 725/Wrg untuk tidak terulang kembali dan berusaha mengurangi sekecil mungkin, dengan jalan mengevaluasi setiap tindakan yang mengakibatkan kerugian tersebut.
                        3)         Pada penugasan Operasi Irian Barat tahun 1978 diderita kerugian personel gugur 13 orang pada pertempuran tanggal 1 Juli 1978 di Pasir Enorotali yang terdiri dari 1 Perwira, 3 Bintara dan 9 Tamtama.
                        4)         Pada penugasan pengawalan Tapol G.30 S/PKI di Pulau Burru, kerugian 1 Bintara luka berat dan 1 Tamtama tewas karena tindakan pengeroyokan para Tapol pada waktu pengawalan.
                        5)         Pada penugasan Operasi Seroja di Timur-Timor yang pertama tahun 1977 gabungan dengan Yonif 726 diderita kerugian personel 2 Bintara dan 4 Tamtama gugur dalam pertempuran melawan GPK.
6)         Pada penugasan Operasi Seroja di Timor-Timur yang ke dua tahun 1978 dalam hubungan satuan yang utuh,  diderita kerugian personel 1 Bintara dan 3 Tamtama gugur dalam melaksanakan pertempuran melawan Fretelin.
7)           Pada penugasan Operasi di Irian Jaya yang kedua tahun 2001-2002 diderita kerugian personel 1 Bintara dan 3 Tamtama yang meninggal karena sakit.
8)           Pada penugasan Operasi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2003-2004 diderita kerugian personel 1 Bintara meninggal dunia karena terkena aliran listrik.
9)         Pada penugasan Operasi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2005 pasca MOU diderita kerugian 2 personel menderita luka tembak saat VC dengan anggota GAM.
10)      Pada penugasan pengamanan perbatasan RI-PNG tahun 2008-2009 kerugian personel 2 orang meninggal dunia karena sakit a.n. Lettu Inf Soma NRP 542682 dan Pratu Hasyim NRP 31030267810981, untuk kerugian materiil berupa 1 cuk senjata SS1 V3 K1 Nomor 95.024074 milik Prada  Suharman NRP 31060359380585 anggota Pos Bewan hilang disungai pada saat melaksanakan patroli.         

5.         Tanda Penghargaan.
                        Prajurit TNI tidak mengharapkan tanda penghargaan dalam melaksanakan tugas, karena telah terpatri dalam setiap dada prajurit, khususnya para prajurit Woroagi untuk tetap melaksanakan tugas dengan baik tanpa pamrih.
                        Penghargaan yang diterima dari negara terhadap prajurit yang telah berhasil melaksanakan tugas dan setia mendharma bhaktikan kepada negara dan bangsa berupa Satya Lencana Kesetian, Satya Lencana Penegak, dan Satya Lencana Seroja, Satya lencana Raksaka Dharma dan Satya Lencana Dharma Nusa.
Tanda penghargaan dari negara yang diberikan kepada Kodam berupa Sam Karya Nugraha merupakan kebanggaan juga bagi prajurit Woroagi untuk ikut merasa menerima penghargaan dari negara tersebut.
Pada Ulang Tahun Kodam ke  Tahun 2010, Yonif 725/Wrg memperoleh peringkat pertama pada lomba Binsat antar satuan sekodam VII/Wrb.

6.         Unsur Pimpinan.
                        Sejak terbentuknya Yonif 725/Wrg sampai pelaksanaaan tugas sekarang ini, telah banyak mengalami pergantian pimpinan dan perubahan komposisi Staf maupun Komandan Kompi dalam rangka pemenuhan pembinaan personel.
                       
                        Setiap pimpinan telah banyak memberikan Dharma Baktinya dalam ragam permasalahan sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu, namun semua mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan pembinaan satuan dan mencapai keberhasilan tugas.

Perkenankanlah kami kemukakan disini pimpinan Yonif 725/Wrg yang telah dengan gigih berjuang untuk kemajuan satuan sebagai berikut :

1)            Kapten Inf A. Bustan                                     periode 1964-1966.
2)            Mayor  Inf Andi Samsu Alam                       periode 1966-1968.
3)            Mayor  Inf  Muchtar Jaya                               periode 1968-1970.
4)            Mayor Inf Hamzah                                         periode 1970-1972.
5)            Mayor Inf  Y. Mende                                      periode 1972-1975.
6)            Mayor  Inf  M. Zakir                                        periode 1975-1978.
7)            Mayor  Inf Gom Gunawan                             periode 1978-1980.
8)            Mayor Inf Soepardjo                                     periode 1980-1982.
9)            Letkol Inf Wahidin Yusuf                               periode 1982-1983.
10)           Letkol Inf Abd. Hakim Lubis                         periode 1983-1984.
11)           Letkol Inf  Abd. Azis Umar                            periode 1984-1985.
12)           Letkol Inf Mardiyanto                                     periode 1985-1987.
13)           Mayor Inf Syaiful                                            periode 1987-1989.
14)           Mayor Inf Didit Mustadi                                 periode 1989-1990.
15)           Mayor Inf S. Hadi Susanto                           periode 1990-1991.
16)           Mayor Inf Jul Efendi Syarif                            periode 1991-1992.
17)           Mayor Inf Anas Malik                                    periode 1992-1994.
18)           Mayor Inf Yance Woley                                 periode 1994-1997.
19)           Mayor Inf Sutiyarso                                       periode 1997-1998.
20)           Mayor Inf Fajar Surbakti, SE                        periode 1998-1999.
21)           Mayor Inf Edy Tri Waluyo                              periode 1999-2000.
22)           Mayor Inf Usman Sulandri                            periode 2000-2001.
23)           Mayor Inf Awal Nur                                        periode 2001-2002.
24)           Letkol Inf Echsan Sutadji                              periode 2002-2004.
                    25)           Letkol Inf Kemal Hendrayadi                        periode 2004-2006.
26)           Letkol Inf Lismer Lumban Siantar                periode 2006-2008.
27)           Letkol Inf Emir Zulkarnain. M                        periode 2008-2009
28)           Letkol Inf Djoko Sulistyono. P.J.W               periode 2010-Sekarang



PEJABAT-PEJABAT YONIF 725/WRG POSISI SEKARANG

1)              DANYONIF                : LETKOL INF DJOKO SULISTYONO. P.J.W
2)              WADAN YONIF         : MAYOR INF ABD. HARIS HAMIDUN
3)              PASI-1/LIDIK             : KAPTEN INF DEKI RAYUSYAH PUTRA
4)              PASI-2/OPS              : KAPTEN INF ANDRI HADIYANTO
5)              PASI-3/PERS            : LETTU INF AGUS WICAKSONO
6)              PASI-4/LOG              : -
7)              PABINTAL                 : LETTU INF KISLAM
8)              DOKTER YON           : -
9)              DANKIMA                 : KAPTEN INF MUH. GUNTUR
10)           DANKIPAN A            : KAPTEN INF BASYD IRAWAN SUBAGYO
11)           DANKIPAN B            : LETTU INF  DIAN MANTOFANI
12)           DANKIPAN C            : LETTU INF  MUHAMMAD EDI
13)           DANKIBANT              : LETTU INF ARIFUDIN

7.      P e n u t u p.
                           Demikian sejarah singkat Yonif 725/Wrg yang sempat terkumpul data-datanya  sampai saat ini, sebagai bahan pembinaan Tradisi Satuan untuk memelihara sejarah yang wajib diikuti perkembangannya oleh setiap warga Yonif 725/Wrg agar tertanam jiwa korsa yang tinggi dan positif dalam memupuk kekompakan prajurit Woroagi untuk bersatu dan bertekad bulat mencapai kesuksesan dan keberhasilan tugas.

2 komentar:

  1. Salam Hormat buat Pabintal (tertulis Lettu Inf Kislam) & Dankibant (tertulis Lettu Inf Arifuddin).
    Jayalah Woroagi !!!

    BalasHapus
  2. The King Casino - Atlantic City, NJ | Jancasino
    Come on in the titanium metal trim King Casino for fun, no wagering requirements, delicious dining, and enjoyable https://jancasino.com/review/merit-casino/ casino aprcasino gaming all at https://octcasino.com/ the heart of kadangpintar Atlantic City.

    BalasHapus